sepuluh logika

| 1 komentar

kenapa 10 logika?
karena dulu, so long time ago, somebody told me: jangan selalu pakai perasaan, nanti sakit hati terus. pake skala 7 logika 3 perasaan. okey then, lalu saya selalu pakai 9 logika 1 perasaan, bukan selalu, tapi hampir selalu. dan kenapa kali ini harus 10 logika? mungkin kalau skalanya sampai 100, mungkin judulnya akan 100 logika. intinya, this is the highest that i need to choose.

kalau saya selalu bilang saya selalu baik-baik saja. mungkin kali ini, itu salah. ketika saya, ternyata, gak kuat untuk menata logika, memendam rapat, memilih untuk tidak tahu saja, menerima segala ocehan tidak penting dari manusia sekitar sana yang tidak tahu menahu yang sok tahu. i didnt get your joke guys. and i dont wanna laugh, or should i just scream loudly on yer face? ketika pikiran saya malah terputar balik terdorong terjerumus dan jatuh  terhempas lalu  berubah menjadi 10 perasaan di antara 10 detik  di siang ini. mungkin memang hanya sekian detik didepan manusia bernama fauziya ardilla. but, really, it means to me. saya gak pernah kelihatan selemah itu, selama kurang lebih dua tahun terakhir. lalu saya melemah dan putar otak lagi.  di menit berikutnya saya bahagia lagi. logika sudah berjalan rupanya.

terimakasih. mungkin Dia sedang ingin bilang bahwa saya masih seorang yang sama saja, seperti dulu atau bertahun lalu. saya cuma lebih kuat kali ini. lalu semoga semua baik-baik saja. untuk kamu, yang saat ini ada, dan mungkin akan pergi juga nantinya, tidak apa-apa. mari menikmati apa yang ada.

 

1 komentar:

Rahmat said...

Rudinya tajem banget.

Post a Comment