marah. rampas

| 0 komentar



dan lagi-lagi ini adalah tulisan galau tergalau. ditempat biasa. sendirian seperti biasa. sudah biasa.
saya berada diantara segala keributan. keruwetan. sampai tidak ada waktu untuk merasa bosan. hanya sedetik saya merasa jenuh kemudian segalanya itu kembali menghantui, memburu, mengejar. brengsek. diri saya sendiri. rasakan, Maindra

bukan, ini bukan tentang PsychoCamp yang sebentar lagi akan datang harinya. sungguh.

ini adalah tulisan tentang ke segala kesombongan diri saya saja. itu saja.
sok bisa mengerjakan semuanya. sok mengambil alih semuanya. kemudian blarr! berantakan. buyar.
bubar didalam otak sendiri. kemudian menggerutu. marah. mengeluh. capek.
lalu mengetik penuh emosi. seperti sekarang ini yang saya sebenarnya gak benar-benar paham tentang apa yang saya tulis. tumpah ruah. semuanya.

diantara keinginan untuk mempelajari semuanya. mengambil semuanya. mendapatkan semuanya. yang sudah tertulis sebagai resolusi tahun ini. harus dapat. harus dapat. ambil. rampas. dalam otak saya yang sudah mbulet dan sedikit gila saya ingin semuanya tercapai. tapi tuhan tidak memberi tenaga yang cukup. waktu yang cukup. mungkin disanalah nampak keadilan Tuhan. semoga masih ada umur yang cukup.

bahwa tidak selamanya yang saya inginkan bisa saya dapat segampang menemukan teh kotak di indomaret. harus ada usaha lebih. atau mungkin kesabaran lebih. iya, sepertinya saya butuh hati dengan kesabaran ekstra. hati yang baru selebar-lebarnya. kalau perlu berganti hati. yang lama buang saja. sudah jelek, sudah busuk. buang yang jauh. syuh

kamu juga. tidak semua yang kamu inginkan bisa kamu capai. akan ada hari disaat kamu jatuh.


baiklah saya les dulu. Bye

0 komentar:

Post a Comment